Acyuta Jr.
2 min readJul 1, 2021

--

Smartphone Katalis Degradasi Moral

“Sujud Freestyle”, Contoh Degradasi Moral Anak Bangsa.

Ilustrasi di atas merupakan salah satu perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan, apalagi mengingat masjid dan intrikasinya merupakan hal sakral bagi umat muslim. Sayangnya, saya masih menemukan tidak sedikit anak kecil yang melakukan tindakan tersebut. Beberapa rumor mengatakan fenomena di atas merupakan efek samping dari games bernama “Free Fire”.

Ini hanyalah ‘tip of the iceberg’, masih banyak lagi kejadian-kejadian tidak senonoh yang merupakan hasil dari miskonsepsi serta salah guna games dan smartphone. Seperti yang kita ketahui, mustahil bagi kita untuk mencegah perkembangan zaman — ini merupakan sebuah ‘nature’s course’ yang tidak bisa dibendung. Smartphone dan games merupakan produk dari perkembangan ini, banyak manfaat yang bisa dipetik tetapi tidak sedikit juga dampak negatif yang ditimbulkannya.

Smartphone hanyalah permulaannya, siapa yang tahu, mungkin nanti akan ada suatu instrumen berbasis teknologi yang berpotensi mengkatalisasi fenomena meresahkan ini (salah satu posibilitas adalah VR device dan turunannya). Lantas, apakah kita hanya tinggal diam dan menanti saat di mana generasi masa depan hancur dari dalam karena pengaruh buruk perkembangan zaman? Saya yakin anda memiliki jawaban masing-masing dalam hati anda.

Sudah saatnya saya sebagai seorang akademisi, anda sebagai akademisi, kita sebagai bagian dari elemen masyarakat untuk menetapkan batasan bagi fenomena ini.

Mungkin ide ini terdengar mustahil atau bahkan konyol — bagaimana caranya kita bisa menghentikan kemajuan teknologi? Dan apabila memang bisa, atas dasar apa kita berhak menghentikan salah satu pilar kehidupan manusia? Inilah mengapa saya memilih untuk menyebutnya ‘batasan’ daripada ‘penghentian’.

Banyak langkah yang dapat kita lakukan untuk menerapkan batasan tersebut, salah satu yang paling efektif dalam menyelesaikan masalah ini dalam tingkat nasional adalah dengan meminta pihak pemerintah — khususnya ke Menkominfo — untuk melarang eksistensi aplikasi atau games yang dinilai memberikan dampak negatif bagi generasi muda Indonesia.

Tindakan tersebut ditujukan secara makro dan eksternal, kita sebagai akademisi yang bertugas mengedukasi masyarakat umum juga memiliki peran yang krusial dari dalam. Kita dapat memulainya dari dalam diri kita sendiri, dengan menggunakan smartphone untuk hal-hal produktif dan bermanfaat, melakukan filterisasi terhadap konten dan aplikasi yang ada di gawai kita, senantiasa mengingatkan masyarakat terutama generasi muda (kawan dan sahabat kita juga) untuk mulai mengadaptasi hidup seperti ini.

Lakukan itu dan sedikit ‘advertisement’ dalam setiap kesempatan dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat secara nasional. Mulailah benihnya dari diri kita, sebarkanlah kepada teman dan sahabat kita, lalu tanpa disadari benih tersebut akan mengakar dalam benak generasi muda dan membantu mereka dalam menjalani hidup yang lebih produktif.

--

--